Oke welcome back to my blog. Pada kali ini saya akan membahas Mata Pencaharian Suku di Indonesia. Suku yang akan saya bahas adalah Suku Dayak. Keep Enjoy read my Blog about Dayak Culture!!!
A. Sejarah
Kata Dayak pada awalnya digunakan untuk menyebut penduduk asli di pedalaman Pulau Kalimantan. Terutama untuk membedakannya dengan masyarakat di pesisir yang umumnya memeluk agama Islam. Karena itu istilah Dayak bukanlah nama kelompok etnis atau suku bangsa, tetapi lebih ditekankan kepada aspek sosio-religiusnya. Kata Dayak terutama dipakai oleh orang luar untuk menyebut penduduk di pedalaman Kalimantan yang tidak beragama Islam. Masyarakat suku-suku bangsa di pedalaman Kalimantan itu sendiri lebih suka disebut orang Daya. Kata ini mungkin berasal dari bahasa Iban yang berarti "manusia". Ada juga yang mengartikan "pedalaman" atau "hulu".
Di Kalimantan Timur penduduk asli yang memeluk agama Islam dan sangat dipengaruhi oleh sistem pemerintahan kerajaan dan kesultanan zaman dulu dikenal dengan sebutan Halok atau Halo' atau orang Kutai. Di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah penduduk asli yang beragama Islam cenderung menggolongkan diri ke dalam kelompok suku bangsa Banjar.
Menurut para ahli, masyarakat suku-suku bangsa yang mendiami daerah pedalaman Pulau Kalimantan ini berasal dari dataran Asia Tengah, yaitu di sekitar Yunan. Mereka datang dalam beberapa gelombang migrasi di zaman glasial (zaman es) sekitar 3.000-1.500 tahun sebelum masehi. Pada masa itu mereka menyeberang dengan mudah melalui daratan Semenanjung Malaysia, Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Kepulauan Filipina, Hainan dan Taiwan (Formosa).
Menurut ciri-ciri bahasa dan kebudayaannya, para ahli menduga bahwa orang Dayak di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah datang lewat Pulau Jawa, berbeda dengan arah kedatangan orang Dayak di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Sementara itu salah satu bagian dari Dayak yaitu orang Murut, mungkin datang lewat Filipina dan telah terpengaruh oleh kebudayaan pertanian irigasi.
B. Agama Dan Kepercayaan Suku Dayak
Selain mengembangkan sistem religi asli dari warisan nenek moyang mereka, orang Dayak nampaknya juga pernah dipengaruhi oleh agama Hindu Kuno, Hindu Jawa dan kemudian dipengaruhi pula oleh agama Islam. Pada masa sekarang orang Dayak di pedalaman banyak yang sudah beragama Kristen, berkat kegiatan Misi dan Zending yang mampu mencapai daerah-daerah terpencil tersebut. Selain itu antara berbagai suku bangsa asli Kalimantan tersebut juga sering terjadi percampuran darah dan kebudayaan.
C. Bahasa Suku Dayak
Suku Dayak terdiri atas beragam sub-suku yang memiliki dialek bahasanya masing-masing. Secara ilmiah, ada 5 kelompok bahasa yang dituturkan, yaitu Barito Raya, Dayak Barat, Borneo Utara, Dayak Banuaka, Melayik. Selain itu, bahasa Indonesia juga sering digunakan.
D. Adat Istiadat Suku Dayak
Salah satu tradisi masyarakat Dayak adalah upacara adat naik dango. Naik dango merupakan apresiasi kebudayaan masyarakat adat Dayak Kanayatn Kalimantan Barat yang rata-rata berprofesi sebagai petani. Makna upacara adat naik dango bagi masyarakat suku Dayak Kanayatn adalah sebagai ungkapan rasa syukur atas karunia Jubata (Tuhan) kepada Talino (manusia) karena telah memberikan padi sebagai makanan manusia. Ritual ini juga sebagai permohonan doa restu kepada Jubata untuk menggunakan padi yang telah disimpan di dango padi, agar padi yang digunakan benar-benar menjadi berkat bagi manusia dan tidak cepat habis. Selain itu, upacara adat ini sebagai pertanda penutupan tahun berladang dan sebagai sarana untuk bersilaturahmi untuk mempererat hubungan persaudaraan atau solidaritas.
E. Mata Pencaharian Suku Dayak
Kalimantan memiliki landasan tanah yang terdiri dari karang padas, dan lapisan tanah humus yang tipis, sedang daratannya berupa hutan. Dengan penduduk yang tidak begitu padat.
Berladang menjadi salah satu pilihan mata pencaharian masyarakat suku Dayak. Pekerjaan ini membutuhkan banyak tenaga. Sehingga pengerjaannya dilakukan oleh kelompok yang biasanya berdasarkan hubungan tetangga atau kekerabatan. Jadi bisa dibilang sistim mata pencaharian ini berhubungan juga dengan kehidupan sosial diantara anggota suku. Dalam berladang, diperhatikan pula tanda-tanda alam alam, yang salah satunya dengan cara memperhatikan hewan liar. Perhatian terhadap tanda-tanda alam ini salah satunya adalah terkait dengan waktu yang tepat untuk membuka lahan, atau mengolahnya, disesuaikan dengan musim yang menentukan curah hujan.
Tanaman yang ditanam rupanya sesuai dengan kebutuhan. Diantaranya adalah padi enam bulanan, padi empat bulanan, dan padi ketan yang merupakan kebutuhan dalam upacara adat. Salah satu upacara adat yang dilakukan adalah pada saat buka lahan. Tujuannya untuk menambah kesuburan tanah, menolak hama, dan mengusahakan hasil bumi yang berlimpah. Selain itu ditanam juga ubi kayu yang bukan hanya dikonsumsi ubinya, tapi juga daunnya untuk lauk pauk. Satu lagi yang sangat penting adalah pohon pinang, karena masyarakatnya baik perempuan maupun laki-laki gemar makan sirih dan pinang. Setelah tanah lahan tidak lagi baik, lahan ditinggalkan dengan menanam pohon karet untuk diambil manfaatnya kelak.
Selain berladang, terutama pada saat menunggu waktu membuka lahan, suku Dayak melakukan pekerjaan lain. Diantaranya adalah berburu, mencari hasil hutan, dan mencari ikan di sungai. Hasil pekerjaan yang dikenal masyarakat luar suku adalah barang-barang hasil anyaman.
Beberapa putra daerah dari suku Dayak ada yang telah berhasil menempuh pendidikan hingga tingkat sarjana bahkan lebih tinggi lagi. Itu merubah pola mata pencaharian Suku Dayak. Mereka sudah banyak yang menjadi pegawai negri, karyawan swasta, buruh, atau pun pejabat di pemerintahan.
Beberapa juga telah kembali kepada sukunya dan mengabdi sebagai guru, kepala desa atau bidan tenaga kesehatan lainnya. Membagi ilmu yang mereka dapat di bangku sekolah, dan menularkannya kepada saudara-saudaranya di kampung.
Daftar Pustaka :
Ahiraanne, 2015, Mata Pencaharian Suku Dayak, http://www.anneahira.com/mata-pencaharian-suku-dayak.htm, Diakses tanggal 28 November 2015
BlogSayidah, 2009, Mata Pencaharian Suku Dayak Di Kalimantan Tengah Dan Suku Jawa, http://sayidahblog.blogspot.co.id/2009/10/mata-pencaharian-suku-dayak-di_6958.html, Diakses tanggal 28 November 2015
Putra,A, 2015, Kebudayaan Suku Dayak, http://suku-dunia.blogspot.co.id/2015/08/kebudayaan-suku-dayak.html, Diakses tanggal 28 November 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar