Sabtu, 17 Oktober 2015

Tugas_2SS_PengantarBisnis

Analisis Perkembangan 7-ELEVEN 


  • Sejarah Singkat 7-Eleven di Dunia

• 7-Eleven pertama kali didirikan pada tahun 1927 di Dallas, Texas , Amerika Serikat. Yang merupakan toko ritel jaringan atau convenience store. Nama dari 7 Eleven mulai digunakan pada tahun 1946. Dulunya 7-Eleven hanya buka dari jam 7 sampai jam 11 malam. Pada tahun 1962 di kota Austin, Texas, Gerai pertama 7-Eleven buka 24 jam.
•Karena Southland Coorporation mengalami kesulitan financial dan hampir mengalami kebangkrutan akhirnya menjual sebagian besar sahamnya kepada perusahaan jaringan supermarket Jepang, ItoYokado. Dan akhirnya Southland Corporation merubah namanya menjadi 7 Eleven, Inc pada tahun 1999. Dan semenjak tahun 2005 kepemilikan dari 7 Eleven dimiliki oleh Seven & I Holdings Co., Ltd yang berpusat di jepang.

  • Sejarah Singkat dan Perkembangan 7-Eleven di Indonesia


(http://vignette3.wikia.nocookie.net/someordinarygamers/images/e/e1/7-Eleven.jpg/revision/latest?cb=20130909090817)

(http://seputaraceh.com/wp-content/uploads/2012/11/7-Eleven.jpg)

(http://backend.wartaekonomi.co.id/foto_berita/thumb_1/thumb_7_Eleven_gerai_2_SY.JPG)

• 7-Eleven pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 1990 namun karena perselisihan internal diantara pemegang saham nya jadi 7-Eleven tidak pernah terdengar sampai 2009.
• Di Indonesia, 7-Eleven dipegang oleh PT. Modern Putra Indonesia . Gerai pertama nya pada tanggal 7 November 2009 di daerah Bulungan,Jakarta Selatan. Sampai awal 2013 saja sudah lebih dari 122 Gerai dijakarta. Boleh dikatakan 7-Eleven adalah salah satu pemain kuat Waralaba dengan konsep “convenience store” yang terbilang sukses. 7-Eleven juga mempunyai website sendiri yaitu www.7elevenid.com 


     7-Eleven masuk ke Indonesia melalui jalur franchise yang dikelola oleh PT. Modern Internasional Tbk (juga distributor tunggal produk Fuji Film Jepang di Indonesia) melalui anak perusahaannya, PT Modern Putra Indonesia. Seperti diberitakan di situs resminya pembukaan gerai pertama kali yaitu pada tanggal 07 November 2009 di daerah Bulungan, Jakarta Selatan. Pembukaan dilakukan oleh empat orang secara bersamaan, Bapak Sungkono Honoris, Bapak Luntungan Honoris, dan Bapak Siwi Honoris mewakili PT Modern Putra Indonesia, dan Bapak Bob Jenkins, mewakili Principal 7-Eleven.

     Indonesia adalah termasuk negara ke-12 di kawasan Asia dan Australia dengan keberadaan 7 eleven didalamnya. Bisa dipastikan dunia bisnis ritel di Indonesia akan semakin bergairah dengan semua tantangan dan peluangnya. Hingga saat ini sudah banyak muncul para pemain dalam bisnis ritel ini dari mulai kelas mini market, supermarket hingga hypermarket. Tidak hanya ritel lokal saja, ritel asing yang masuk melalui system kewaralabaan juga sudah mulai bermunculan.
Setiap gerai 7-Eleven menjual berbagai jenis produk, umumnya makanan, minuman, dan majalah. Di berbagai negara, tersedia pula layanan seperti pembayaran tagihan serta penjualan makanan khas daerah. Produk khas 7-Eleven adalah Slurpee, sejenis minumas es dan Big Gulp, minuman soft drink berukuran besar.

     7 Eleven merupakan salah satu jaringan ritel convenience store kelas dunia yang tersebar di 18 negara di dunia dengan jumlah outlet lebih dari 36.000 outlet. Di kawasan Asia dan Australia ritel ini sudah ada di 11 negara. Jumlah karyawannya 45.000 (2010).

  • Faktor-faktor yang mendorong terbentuknya 7-Eleven di Indonesia
a. Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil. Dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia (secara makro) sebesar 6.5% per tahun, tentunya hal ini sedikit banyak menjanjikan potensi pertumbuhan ekonomi di kalangan mikro, yang sangat diharapkan oleh setiap pemain di industri retail.

b. Indonesia memiliki persentase middle income level yang tinggi dan mendominasi, hingga 55% dari populasi masyarakat Indonesia. Sesuai dengan indikator dari Bank Dunia, kategori middle income memiliki rata-rata consumption level sebesar US$ 2.00 per hari. Sehingga dengan kemampuan konsumsi yang cukup bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, dengan sendirinya hal tersebut menjadikan Indonesia sebuah pasar yang sangat potensial. 

c. Indonesia memiliki struktur demografi yang bagus dalam masa kedepannya, dan diperkirakan akan mencapai puncak demographic dividend dalam 20 tahun kedepan. Sebesar 33% sampai 42% penduduk Indonesia berada di usia 16 hingga 35 tahun per tahun 2009. Bila digabungkan dengan kemampuan konsumsi harian yang memadai, tingginya jumlah konsumen potensial sangat menjanjikan bagi 7-Eleven untuk merambah pasar potensial di Indonesia ini. 

d. Masyarakat Indonesia, khususnya di Jakarta, sangat membutuhkan tempat hang-out yang murah meriah untuk bercengkrama dan bersosialita tanpa terhalang oleh batasan sosial yang kerap menonjol dari berbagai tempat hang-out yang ada di Jakarta selama ini. Hal ini didukung oleh kebiasaan masyarakat menengah di Indonesia (khususnya Jakarta) yang dengan dana terbatas, namun suka mencoba berbagai hal.


  • Strategi Pemasaran 7-Eleven di Indonesia
1. Segmentasi
     Berdasarkan data diatas, data terbaru penduduk Indonesia menunjukkan lebih besar pada usia antara 17-34 tahun. Kejelian 7 Eleven dalam melihat peluang ini adalah dengan membidik segmen pasar dari segi demografis adalah membidik kalangan masyarakat berusia muda. Seperti kita ketahui nongkrong di kafe atau restoran siap saji usai bubaran sekolah, kuliah atau pulang kerja, belakangan ini merupakan tren gaya hidup remaja dan eksekutif.


2. Targeting
     Target konsumen yang di bidik oleh 7Eleven disini sangatlah sesuai dengan segmen pasar yang di pilih yaitu adalah anak muda, pelajar, karyawan, dan keluarga.di mana Sebagian besar di antara mereka datang tidak sendirian, tapi bersama teman atau rombongan.

3. Positioning
     Positioning mereka adalah penyedia tempat nongkrong ,sosialisasi dan community store yang mengutamakan kenyamanan. Tampaknya positioning ini cukup efektif di komunikasikan sebagai keunggulan 7 Eleven yang berbeda di banding tempat nongkrong yang lain seperti J-co dan Starbuck. konsep ruang yang terang dan bersih, display barang yang menarik, konsep self sevice, inovasi menarik, pelayan ramah dan helpful, serta kemerdekaan untuk nongkrong kapan saja dan selama apapun tanpa diusir satpam atau ditunggu antrian menjadi alasan utama konsumen datang ke 7 Eleven.

  • Analisis Marketing MIX

1. Produk(Material)
     Selain menjual aneka produk konsumer good, 7-Eleven juga menjual produk-produk andalannya. Penyediaan produk adalah mix, gabungan dari menu Indonesia dan luar bahkan juga dengan menu local daerah di Indonesia tergantung lokasi gerai. Produk yang ditawarkan adalah produk-produk yang diminati masyarakat Jakarta, seperti Slurpee, Gulp, Big Gulp, Big Bite, Hot Dog, Rice Bowl, Katsu, Spaghetti, Fetuccini, dan bakery yang merupakan makanan siap saji segar. Menu-menu di atas adalah menu makanan cepat saji yang diminati pelanggan dan Hal inilah yang membuat outlet tersebut menjadi berbeda dengan para pesaingnya. Perbedaan yang yang dapat di deferensiasikan dengan kuat adalah dimana konsumen yang berkunjung dapat dengan bebas meracik sendiri komposisi makanan yang akan di belinya.

2. Harga
     Harga produk di 7-Eleven dijual dengan harga terjangkau, fresh, segar, dan tersedia setiap saat. Hal ini dinilai telah sesuai dengan pasar sasarannya yang didominasi kaum muda yang belum mempunyai penghasilan tinggi, waralaba ini mematok harga yang cukup terjangkau.

3. Distribusi
     Pemilihan tempat bagi gerai 7 Eleven adalah membuka gerai di daerah pemukiman yang strategis Dengan outlet yang standar opearasi yang relatif sama di beberapa tempat. Bila melihat keadaan di jalanan kota-kota besar yang sering kali macet ada baiknya jika 7-Eleven membuat gerai di pinggir jalan yang mudah terlihat agar pengendara yang sehabis pulang kerja dapat singgah sambil menunggu kemacetan pada jam-jam sibuk terurai. Dalam enam bulan pertama 2012, pengelola 7-Eleven, PT Modern Putraindonesia mampu meraih omzet sebanyak Rp204,95 miliar, atau setara 50 persen dari total pendapatan induk usaha MPI, PT Modern International Tbk (MDRN).
     Berdasarkan laporan keuangan MDRN semester I-2012, pendapatan terhadap barang dagangan dan jasa 7-Eleven naik 54,19 persen dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp132,91 miliar. Direktur Keuangan Modern Internasional, Donny Sutanto menjelaskan, 7-Eleven siap menambah gerai baru usai perseroan menerbitkan saham baru (rights issue) sebesar Rp527,84 miliar. Donny menegaskan, pembangunan satu outlet 7-Eleven menghabiskan dana US$300 ribu (Rp2,82 miliar). Jika mengacu angka Rp409 miliar, maka akan berdiri 145 gerai 7-Eleven baru.




Jika kita perhatikan berdasarkan informasi diatas, maka dapat di simpulkan bahwa perkembangan 7-ELEVEN di Indonesia sangat cepat dibuktikan berdasarkan semakin banyak gerai-gerai 7-ELEVEN yang ada di kota-kota besar Indonesia. 7-ELEVEN membidik konsumen pada usia antara 17-34 tahun. Kejelian 7 Eleven dalam melihat peluang ini adalah dengan membidik segmen pasar dari segi demografis adalah membidik kalangan masyarakat berusia muda. Seperti kita ketahui nongkrong di kafe atau restoran siap saji usai bubaran sekolah, kuliah atau pulang kerja, belakangan ini merupakan tren gaya hidup remaja dan eksekutif. Target konsumen yang di bidik oleh 7Eleven disini sangatlah sesuai dengan segmen pasar yang di pilih yaitu adalah anak muda, pelajar, karyawan, dan keluarga.di mana Sebagian besar di antara mereka datang tidak sendirian, tapi bersama teman atau rombongan.

Saya pribadi pernah beberapa kali mampir ke 7-ELEVEN untuk sekedar nongkrong bersama teman-teman, dan pernah sambil mengerjakan tugas. Dari segi pelayanan dan kenyamanan saya kira cukup baik, di 7-ELEVEN pun disediakan fasilitas yang lengkap sehingga membuat pelanggan nyaman. Dari segi harga pun relatif murah dan cukup untuk kantong para pelajar dan remaja.



Daftar Pustaka :
  • http://andrejonathan.weebly.com/sejarah-7-eleven.html
  • http://hafikahadiyanti.blogdetik.com/2014/11/01/profil-company-7-eleven/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar