Analisis Perkembangan 7-ELEVEN
- Sejarah Singkat 7-Eleven di Dunia
• 7-Eleven pertama kali didirikan pada tahun 1927 di Dallas, Texas , Amerika
Serikat. Yang merupakan toko ritel jaringan atau convenience store. Nama dari 7
Eleven mulai digunakan pada tahun 1946. Dulunya 7-Eleven hanya buka dari jam 7
sampai jam 11 malam. Pada tahun 1962 di kota Austin, Texas, Gerai pertama
7-Eleven buka 24 jam.•Karena Southland Coorporation mengalami kesulitan financial dan hampir mengalami kebangkrutan akhirnya menjual sebagian besar sahamnya kepada perusahaan jaringan supermarket Jepang, ItoYokado. Dan akhirnya Southland Corporation merubah namanya menjadi 7 Eleven, Inc pada tahun 1999. Dan semenjak tahun 2005 kepemilikan dari 7 Eleven dimiliki oleh Seven & I Holdings Co., Ltd yang berpusat di jepang.
- Sejarah Singkat dan Perkembangan 7-Eleven di Indonesia
![]() |
(http://vignette3.wikia.nocookie.net/someordinarygamers/images/e/e1/7-Eleven.jpg/revision/latest?cb=20130909090817) |
![]() |
(http://seputaraceh.com/wp-content/uploads/2012/11/7-Eleven.jpg) |
(http://backend.wartaekonomi.co.id/foto_berita/thumb_1/thumb_7_Eleven_gerai_2_SY.JPG) |
• Di Indonesia, 7-Eleven dipegang oleh PT. Modern Putra Indonesia . Gerai pertama nya pada tanggal 7 November 2009 di daerah Bulungan,Jakarta Selatan. Sampai awal 2013 saja sudah lebih dari 122 Gerai dijakarta. Boleh dikatakan 7-Eleven adalah salah satu pemain kuat Waralaba dengan konsep “convenience store” yang terbilang sukses. 7-Eleven juga mempunyai website sendiri yaitu www.7elevenid.com
7-Eleven masuk ke Indonesia melalui jalur franchise yang
dikelola oleh PT. Modern Internasional Tbk (juga distributor tunggal produk
Fuji Film Jepang di Indonesia) melalui anak perusahaannya, PT Modern Putra
Indonesia. Seperti diberitakan di situs resminya pembukaan gerai pertama kali
yaitu pada tanggal 07 November 2009 di daerah Bulungan, Jakarta Selatan.
Pembukaan dilakukan oleh empat orang secara bersamaan, Bapak Sungkono Honoris,
Bapak Luntungan Honoris, dan Bapak Siwi Honoris mewakili PT Modern Putra Indonesia,
dan Bapak Bob Jenkins, mewakili Principal 7-Eleven.
Indonesia adalah termasuk negara ke-12 di kawasan Asia dan Australia dengan
keberadaan 7 eleven didalamnya. Bisa dipastikan dunia bisnis ritel di Indonesia
akan semakin bergairah dengan semua tantangan dan peluangnya. Hingga saat ini
sudah banyak muncul para pemain dalam bisnis ritel ini dari mulai kelas mini
market, supermarket hingga hypermarket. Tidak hanya ritel lokal saja, ritel
asing yang masuk melalui system kewaralabaan juga sudah mulai bermunculan.
Setiap gerai 7-Eleven menjual berbagai jenis produk,
umumnya makanan, minuman, dan majalah. Di berbagai negara, tersedia pula
layanan seperti pembayaran tagihan serta penjualan makanan khas daerah. Produk
khas 7-Eleven adalah Slurpee, sejenis minumas es dan Big Gulp, minuman soft
drink berukuran besar.
7 Eleven merupakan salah satu jaringan ritel convenience
store kelas dunia yang tersebar di 18 negara di dunia dengan jumlah outlet
lebih dari 36.000 outlet. Di kawasan Asia dan Australia ritel ini sudah ada di
11 negara. Jumlah karyawannya 45.000 (2010).
- Faktor-faktor yang mendorong terbentuknya 7-Eleven di Indonesia
b. Indonesia memiliki persentase middle income level yang
tinggi dan mendominasi, hingga 55% dari populasi masyarakat Indonesia. Sesuai
dengan indikator dari Bank Dunia, kategori middle income memiliki rata-rata
consumption level sebesar US$ 2.00 per hari. Sehingga dengan kemampuan konsumsi
yang cukup bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, dengan sendirinya hal
tersebut menjadikan Indonesia sebuah pasar yang sangat potensial.
c. Indonesia memiliki struktur demografi yang bagus dalam masa kedepannya, dan
diperkirakan akan mencapai puncak demographic dividend dalam 20 tahun kedepan.
Sebesar 33% sampai 42% penduduk Indonesia berada di usia 16 hingga 35 tahun per
tahun 2009. Bila digabungkan dengan kemampuan konsumsi harian yang memadai,
tingginya jumlah konsumen potensial sangat menjanjikan bagi 7-Eleven untuk
merambah pasar potensial di Indonesia ini.
d. Masyarakat Indonesia,
khususnya di Jakarta, sangat membutuhkan tempat hang-out yang murah meriah
untuk bercengkrama dan bersosialita tanpa terhalang oleh batasan sosial yang
kerap menonjol dari berbagai tempat hang-out yang ada di Jakarta selama ini.
Hal ini didukung oleh kebiasaan masyarakat menengah di Indonesia (khususnya
Jakarta) yang dengan dana terbatas, namun suka mencoba berbagai hal.
- Strategi Pemasaran 7-Eleven di Indonesia
Berdasarkan data diatas, data terbaru penduduk Indonesia menunjukkan lebih besar pada usia antara 17-34 tahun. Kejelian 7 Eleven dalam melihat peluang ini adalah dengan membidik segmen pasar dari segi demografis adalah membidik kalangan masyarakat berusia muda. Seperti kita ketahui nongkrong di kafe atau restoran siap saji usai bubaran sekolah, kuliah atau pulang kerja, belakangan ini merupakan tren gaya hidup remaja dan eksekutif.
2. Targeting
Target konsumen yang di bidik oleh 7Eleven disini sangatlah sesuai dengan segmen pasar yang di pilih yaitu adalah anak muda, pelajar, karyawan, dan keluarga.di mana Sebagian besar di antara mereka datang tidak sendirian, tapi bersama teman atau rombongan.
Target konsumen yang di bidik oleh 7Eleven disini sangatlah sesuai dengan segmen pasar yang di pilih yaitu adalah anak muda, pelajar, karyawan, dan keluarga.di mana Sebagian besar di antara mereka datang tidak sendirian, tapi bersama teman atau rombongan.
3. Positioning
Positioning mereka adalah penyedia tempat nongkrong ,sosialisasi dan community store yang mengutamakan kenyamanan. Tampaknya positioning ini cukup efektif di komunikasikan sebagai keunggulan 7 Eleven yang berbeda di banding tempat nongkrong yang lain seperti J-co dan Starbuck. konsep ruang yang terang dan bersih, display barang yang menarik, konsep self sevice, inovasi menarik, pelayan ramah dan helpful, serta kemerdekaan untuk nongkrong kapan saja dan selama apapun tanpa diusir satpam atau ditunggu antrian menjadi alasan utama konsumen datang ke 7 Eleven.
Positioning mereka adalah penyedia tempat nongkrong ,sosialisasi dan community store yang mengutamakan kenyamanan. Tampaknya positioning ini cukup efektif di komunikasikan sebagai keunggulan 7 Eleven yang berbeda di banding tempat nongkrong yang lain seperti J-co dan Starbuck. konsep ruang yang terang dan bersih, display barang yang menarik, konsep self sevice, inovasi menarik, pelayan ramah dan helpful, serta kemerdekaan untuk nongkrong kapan saja dan selama apapun tanpa diusir satpam atau ditunggu antrian menjadi alasan utama konsumen datang ke 7 Eleven.
- Analisis Marketing MIX
1. Produk(Material)
Selain menjual aneka produk konsumer good, 7-Eleven juga menjual produk-produk andalannya. Penyediaan produk adalah mix, gabungan dari menu Indonesia dan luar bahkan juga dengan menu local daerah di Indonesia tergantung lokasi gerai. Produk yang ditawarkan adalah produk-produk yang diminati masyarakat Jakarta, seperti Slurpee, Gulp, Big Gulp, Big Bite, Hot Dog, Rice Bowl, Katsu, Spaghetti, Fetuccini, dan bakery yang merupakan makanan siap saji segar. Menu-menu di atas adalah menu makanan cepat saji yang diminati pelanggan dan Hal inilah yang membuat outlet tersebut menjadi berbeda dengan para pesaingnya. Perbedaan yang yang dapat di deferensiasikan dengan kuat adalah dimana konsumen yang berkunjung dapat dengan bebas meracik sendiri komposisi makanan yang akan di belinya.
Selain menjual aneka produk konsumer good, 7-Eleven juga menjual produk-produk andalannya. Penyediaan produk adalah mix, gabungan dari menu Indonesia dan luar bahkan juga dengan menu local daerah di Indonesia tergantung lokasi gerai. Produk yang ditawarkan adalah produk-produk yang diminati masyarakat Jakarta, seperti Slurpee, Gulp, Big Gulp, Big Bite, Hot Dog, Rice Bowl, Katsu, Spaghetti, Fetuccini, dan bakery yang merupakan makanan siap saji segar. Menu-menu di atas adalah menu makanan cepat saji yang diminati pelanggan dan Hal inilah yang membuat outlet tersebut menjadi berbeda dengan para pesaingnya. Perbedaan yang yang dapat di deferensiasikan dengan kuat adalah dimana konsumen yang berkunjung dapat dengan bebas meracik sendiri komposisi makanan yang akan di belinya.
2. Harga
Harga produk di 7-Eleven dijual dengan harga terjangkau, fresh, segar, dan tersedia setiap saat. Hal ini dinilai telah sesuai dengan pasar sasarannya yang didominasi kaum muda yang belum mempunyai penghasilan tinggi, waralaba ini mematok harga yang cukup terjangkau.
Harga produk di 7-Eleven dijual dengan harga terjangkau, fresh, segar, dan tersedia setiap saat. Hal ini dinilai telah sesuai dengan pasar sasarannya yang didominasi kaum muda yang belum mempunyai penghasilan tinggi, waralaba ini mematok harga yang cukup terjangkau.
3. Distribusi
Pemilihan tempat bagi gerai 7 Eleven adalah membuka gerai di daerah pemukiman yang strategis Dengan outlet yang standar opearasi yang relatif sama di beberapa tempat. Bila melihat keadaan di jalanan kota-kota besar yang sering kali macet ada baiknya jika 7-Eleven membuat gerai di pinggir jalan yang mudah terlihat agar pengendara yang sehabis pulang kerja dapat singgah sambil menunggu kemacetan pada jam-jam sibuk terurai. Dalam enam bulan pertama 2012, pengelola 7-Eleven, PT Modern Putraindonesia mampu meraih omzet sebanyak Rp204,95 miliar, atau setara 50 persen dari total pendapatan induk usaha MPI, PT Modern International Tbk (MDRN).
Pemilihan tempat bagi gerai 7 Eleven adalah membuka gerai di daerah pemukiman yang strategis Dengan outlet yang standar opearasi yang relatif sama di beberapa tempat. Bila melihat keadaan di jalanan kota-kota besar yang sering kali macet ada baiknya jika 7-Eleven membuat gerai di pinggir jalan yang mudah terlihat agar pengendara yang sehabis pulang kerja dapat singgah sambil menunggu kemacetan pada jam-jam sibuk terurai. Dalam enam bulan pertama 2012, pengelola 7-Eleven, PT Modern Putraindonesia mampu meraih omzet sebanyak Rp204,95 miliar, atau setara 50 persen dari total pendapatan induk usaha MPI, PT Modern International Tbk (MDRN).
Berdasarkan laporan keuangan MDRN semester I-2012, pendapatan terhadap barang
dagangan dan jasa 7-Eleven naik 54,19 persen dari periode yang sama tahun lalu
senilai Rp132,91 miliar. Direktur Keuangan Modern Internasional, Donny Sutanto
menjelaskan, 7-Eleven siap menambah gerai baru usai perseroan menerbitkan saham
baru (rights issue) sebesar Rp527,84 miliar. Donny menegaskan, pembangunan satu
outlet 7-Eleven menghabiskan dana US$300 ribu (Rp2,82 miliar). Jika mengacu
angka Rp409 miliar, maka akan berdiri 145 gerai 7-Eleven baru.
Jika kita perhatikan berdasarkan informasi diatas, maka dapat di simpulkan bahwa perkembangan 7-ELEVEN di Indonesia sangat cepat dibuktikan berdasarkan semakin banyak gerai-gerai 7-ELEVEN yang ada di kota-kota besar Indonesia. 7-ELEVEN membidik konsumen pada usia antara 17-34 tahun. Kejelian 7 Eleven dalam melihat peluang ini adalah dengan membidik segmen pasar dari segi demografis adalah membidik kalangan masyarakat berusia muda. Seperti kita ketahui nongkrong di kafe atau restoran siap saji usai bubaran sekolah, kuliah atau pulang kerja, belakangan ini merupakan tren gaya hidup remaja dan eksekutif. Target konsumen yang di bidik oleh 7Eleven disini sangatlah sesuai dengan segmen pasar yang di pilih yaitu adalah anak muda, pelajar, karyawan, dan keluarga.di mana Sebagian besar di antara mereka datang tidak sendirian, tapi bersama teman atau rombongan.
Saya pribadi pernah beberapa kali mampir ke 7-ELEVEN untuk sekedar nongkrong bersama teman-teman, dan pernah sambil mengerjakan tugas. Dari segi pelayanan dan kenyamanan saya kira cukup baik, di 7-ELEVEN pun disediakan fasilitas yang lengkap sehingga membuat pelanggan nyaman. Dari segi harga pun relatif murah dan cukup untuk kantong para pelajar dan remaja.
Daftar Pustaka :
- http://andrejonathan.weebly.com/sejarah-7-eleven.html
- http://hafikahadiyanti.blogdetik.com/2014/11/01/profil-company-7-eleven/